Skip to main content

Bunyi dan Sunyi di Tanah Rencong

DARI balik perahu kayu, suara rintihan itu terdengar, "Lailaha Ilallah, Lailaha Ilallah." Sambil mengusap air mata, perempuan itu menangis lirih. Di depannya, suaminya terkapar berlumuran darah. Sisa air laut di perahu tua itu telah merah bercampur darah.

Jalil, 50 tahun, adalah korban sipil pertama dari operasi militer di Tanah Rencong. Hari itu, Kamis pekan lalu, serombongan tentara dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengejar anggota GAM yang melarikan diri ke laut di kawasan Matangnibong, Peurlak, Aceh Timur. Beberapa anggota GAM dapat
ditangkap. Tapi malang bagi Jalil. Kapalnya dicurigai TNI sebagai bagian dari rombongan GAM. Senapan menyalak. Jalil tewas.

"Apakah Ibu tidak mendengar panggilan kami supaya menepi?" tanya seorang tentara. Istri Jalil menjawab, "Kami tidak dengar, Pak," Kemudian, tak banyak percakapan. Kepala Seksi Operasi Satgas Mobil 1 Komando Operasi TNI, Kapten Iwan Setiawan, yang berada di lokasi, meminta warga menguburkan mayat Jalil.

Lalu sunyi.

Aceh setelah operasi militer adalah kawasan tempat bunyi dan sunyi bersekutu. Sebentar terdengar suara salak senapan. Lalu hening. Sebentar sayup suara isak. Lalu sepi.

Di kampung-kampung di pedalaman Bireun dan Lhokseumawe, sekolah-sekolah dimakan api. Ada orang-orang berpenutup kepala datang, lalu suara gemericik api terdengar. Tak lama, setelah semuanya lumat, yang tersisa hanya hangat tanah yang terbakar, juga abu buku yang beterbangan. Tak ada suara. Seperti tak pernah terjadi apa-apa.

Ketika tentara Indonesia diterjunkan dari pesawat terbang, ada suara gemuruh. Tapi juga hanya sebentar. Ketika malam tiba dan lampu-lampu padam karena tiang listrik dirobohkan anggota GAM, sepi kembali mencekam.

Di Tanah Rencong, setelah operasi militer, bunyi dan sunyi bersekutu. Berganti-ganti. Menyayat hati.

Arif Zulkifli, Abdul Manan (Lhokseumawe)

TEMPO Edisi 030601-013/Hal. 40 Rubrik Laporan Utama

Comments

Popular posts from this blog

Melacak Akar Terorisme di Indonesia

Judul: The Roots of Terrorism in Indonesia: From Darul Islam to Jemaah Islamiyah Penulis: Solahudin Penerbit: University of New South Wales, Australia Cetakan: Juli 2013 Halaman: 236